Setan mempermalukan seseorang dengan rasa ‘ujub
(kagum) pada diri sendiri. Seseorang yang ujub pada dirinya sendiri
akan terungkap kesalahannya yang memalukan tersebut. Maklum, sifat ujub
itu seperti kerikil di jalan. Dalam membuat seseorang yang berjalan
dengan wajah diangkat, tersandung dan jatuh tersungkur mencium tanah.
Orang
yang ujub adalah orang yang mempermahal atau menuntut harga yang tinggi
untuk dirinya dari yang sesungguhnya. Kata Imam Syafi’i, “Barangsiapa
yang menaikan harga dirinya di atas harga yang sesuai dengannya, maka
Allah akan mengembalikannya pada nilai yang sesuai.”
Namun faktor
lingkungan juga punya andil dalam membuat seseorang bersifat ujub.
Yaitu, jika orang-orang di sekitar orang yang ujub itu mengecilkan dosa
dan kesalahannya, dan melupakan sebagian besar darinya.
Basyar
ibn Al-Harits lain lagi. Ia mendefiniskan ujub dengan kalimat, “Apabila
kamu sudah menganggap bahwa amalmu lebih banyak, sedangkan engkau
menganggap amal orang lain sedikit.”
Sikap
meremehkan dan menyerang orang lain juga salah satu tanda yang paling
menonjol dari sifat ujub. Sufyan Ats-Tsauri mengungkapkan, “Sifat ujub
adalah kekagumanmu pada dirimu sendiri, sehingga kamu merasa bahwa kamu
lebih mulia dan lebih tinggi derajatnya dari saudaramu. Padahal, bisa
jadi kamu tidak beramal dengan benar seperti dia, atau barangkali ia
lebih wara’ darimu terhadap hal-ahal yang diharamkan Allah dan lebih
tulus amalnya.”
Fudhail bin ‘Iyadh sependapat dengan Ats-Tsauri.
Katanya, “Apabila Iblis telah berhasil melakukan tiga hal pada diri anak
Adam, maka ia akan berkata, ‘Saya tidak akan menuntutnya dengan hal
yang lain.’ Tiga hal itu adalah: dia ujub pada dirinya sendiri, dia
merasa amalnya sudah banyak, dan dia melupakan dosa-dosanya.”
Tiga
sifat yang disebut Fudhail adalah ciri utama sifat ujub. Dan ketiganya
adalah pangkal dari perbuatan dosa. Iblis menjamin jika seseorang sudah
terjangkiti sifat itu, ia akan mudah melakukan dosa-dosa yang lain yang
disukai Iblis. Karena itu camkan perkataan Nabi Isa a.s. yang dikutip
Fudhail bin Iyadh ini, “Betapa banyak pelita yang dipadamkan oleh angin
dan betapa banyak ibadah yang dirusak oleh sifat ujub.”
Jadi, jangan padamkan cahaya amal Anda dengan sifat ujub!
Sumber : http://www.dakwatuna.com/2008/jangan-merasa-tinggi-diri/